| KLIT HOME | Berita / gosip terbaru KLIT | Photo Founder KLIT | Photo sOP KLIT | Photo aOP KLIT | Photo Lesbian other |
| Cerita-cerita HOT | Photo-photo HOT | Movie-movie HOT | Daftar hitam wanita | Artikel umum | IRC Help |
|
IRC tools | Download | Bintang zodiak | Ramalan cuaca | Serba-serbi | FORUM | Log Out |


MENCEGAH UNTUK MENGOBATI
penulis : R1per - r1per@yahoo.com

Halaman 1

"Gila! Gendut banget tuh cewek! Makannya apaan aja seh?!"
Demikian perkataan yang terlontar dari suara seorang perempuan yang sedang duduk di samping saya.
Duduk di dalam sebuah kafe, di sebuah salah satu shopping mall terlengkap di pusat kota Jakarta, saat itu saya sedang menunggu kedatangan seorang teman sambil asik berkonsentrasi memberi reply sms yang baru saja saya terima dari teman saya yang memberi kabar bahwa dia akan terlambat karena terjebak macet.

Konsentrasi saya langsung buyar saat mendengar komentar yang datang dari meja sebelah kanan saya. Dengan refleks saya langsung mengangkat kepala, menoleh ke arah sebelah kanan saya, penasaran untuk melihat seperti apakah perempuan yang dengan seenaknya mengeluarkan pernyataan menyakitkan itu.

Ternyata perempuan tersebut adalah seorang remaja yang masih dalam batas usia 15-17 tahunan. Saya tidak dapat mengatakan bahwa remaja perempuan tersebut buruk rupa. Akan tetapi saya pun tidak bisa mengatakan bahwa remaja tersebut sebegitu cantiknya sehingga pantas baginya untuk mencela sedemikian rupa.

Sang remaja perempuan tersebut berambut panjang, dengan cat rambut berwarna merah serta potongan rambut model terbaru. Sang remaja tersebut bertubuh kurus, dengan berat badan antara 44-48 Kg. Mengenakan jeans warna hitam dengan model stretch & flare serta tank top putih, dandanan sang remaja tersebut cukup "ramai" dengan warna bibir yang bersinar secerah sinar matahari di pagi hari.

Duduk di sebelahnya seorang remaja perempuan lainnya, mungkin temannya, dengan kisaran batas umur yang sama, juga dengan ciri-ciri dan gaya pakaian yang tidak jauh berbeda dengan remaja perempuan pertama.

Yang menjadi pertanyaan saya adalah, bagaimana bisa seorang remaja perempuan yang masih begitu mudanya dengan latar belakang pengetahuan dan pendidikan yang cukup maju --- paling tidak cukup maju untuk bisa membuatnya berdandan dan bergaya sesuai mode terkini --- mengeluarkan perkataan yang amat sangat menyakitkan dan tidak seharusnya didengar oleh telinga siapapun juga.

Di era globalisasi ini, di mana seluruh pernak pernik dan jenis pakaian serta mode terbaru datang dalam berbagai bentuk dari berbagai negara, seluruh gerak gerik setiap orang diperhatikan sampai sedetil-detilnya.

Dari cara seseorang menata rambutnya, memilih jenis pakaian, hingga jenis sepatu ataupun sandal yang dikenakan, semuanya dinilai dengan sangat kritis. Sedikit saja tidak mengikuti perkembangan mode terbaru, seseorang sudah dikategorikan "kuper" alias kurang pergaulan, atau "not funky" yang hampir berarti "gak asik."

Saya pribadi berpendapat, sudah sepatutnyalah perkembangan jaman yang begitu pesatnya disertai dengan kemajuan pikiran dan pandangan yang semakin meluas setiap harinya.
Oleh karena itu sudah semestinyalah kita tidak dengan seenaknya atau bahkan dengan kejamnya menilai dan mencela penampilan seseorang hanya karena seseorang itu tidak mempunyai bentuk tubuh yang sama dengan kita ataupun karena seseorang itu tidak mengikuti perkembangan jaman.

Gemuk atau kurus, itu semua bukanlah patokan yang penting bagi seseorang untuk menilai sesamanya. Hanya karena seseorang itu gemuk bukan berarti seseorang itu tidak mempunyai hak yang sama untuk menikmati hidup layaknya orang kurus, begitu pun sebaliknya.

Yang terpenting ialah bagaimana seseorang itu bisa merasa nyaman dengan dirinya, apapun bentuk tubuhnya, gemuk atau kurus, sehingga seseorang itu bisa mempunyai rasa percaya diri serta keyakinan yang tinggi.

Bila seseorang merasa bahwa dirinya gemuk dan ingin melakukan program menurunkan berat badan, dengan sepenuh hati hal tersebut patut didukung. Hanya saja, inisiatif tersebut harus dilakukan bukan atas dasar rasa rendah hati ataupun malu akibat ejekan-ejekan yang diterimanya.

Tetapi lebih penting, menurunkan berat badan haruslah dilakukan atas dasar kemauan seseorang itu sendiri, yang jelas-jelas bukan merupakan akibat dari ejekan atau celaan yang diterima ataupun didengar, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

Pada akhirnya, yang menjadi titik ukur nilai sebuah kecantikan bukanlah gemuk atau kurusnya seseorang, akan tetapi seberapa baik atau buruk perangai seseorang itu.

Seseorang mungkin gemuk dan tidak "gaul", akan tetapi bila seseorang itu mempunyai perangai yang baik, sopan dan tidak kasar, apakah orang lain tetap akan memilih seseorang yang kurus, modis, serta "gaul", yang ternyata mempunyai perangai yang buruk, tidak sopan, dan kasar?

Saya tinggalkan pertanyaan ini kepada masing-masing pembaca untuk menjawabnya sesuai dengan apa kata hati nurani Anda. *********

Tulisan diambil dari salah satu sumber di internet [swara srikandi]

Kembali ke artikel utama


 

Anda ingin mempunyai email dari situs Klit
user@klit.i-p.com segera klik ini

   

Contact email to founder : wienda_mansion@yahoo.com
Contact email to webmaster : klit_dalnet@yahoo.com

 

| BuKu TaMu | FoRuM | Log Out |


Copyright (c) Klit Generation 2003, Yogyakarta, Indonesian